Sebagai
mahasiswa yang kedepannya akan menjadi seorang tenaga kerja, baik menjadi
wirausaha maupun pebisnis, Kita pastinya terlebih dahulu melatih kebiasaan yang
baik yang sebenarnya Kita semua memilikinya, agar dapat menunjang kemampuan
Kita di masa depan. Di dalam buku yang berjudul “7 Habbits”, ditulis oleh Sean
Covey, mengatakan bahwa ada 7 kebiasaan remaja yang Efektif. Diantaranya yaitu:
1.
Proaktif
Sikap
Proaktif adalah langkah awal menuju tercapainya kemenangan pribadi. Kita
sendirilah yang bertanggung jawab terhadap hidup kita. Tidak ada orang yang
akan bertanggung jawab terhadap hidup kita selain diri kita sendiri.
Orang-orang proaktif selalu membuat pilihannya menurut nilai-nilai. Mereka
berpikir sebelum bereaksi. Mereka sadar
tidak bisa mengendalikan segala yang terjadi, tetapi mereka bisa mengendalikan
reaksi mereka.
Lawan
dari proaktif adalah reaktif. Orang
reaktif selalu membuat pilihannya berdasarkan dorongan hati. Orang yang reaktif
seperti sekaleng soda. Apabila kehidupan mengguncangnya, maka tekanan yang
menumpuk akan meledak tiba-tiba. Orang yang proaktif akan bisa menahan emosi
dan amarahnya. Tidak akan terpengaruh dengan suasana hatinya yang sedang kacau.
Dia bisa menempatkan emosinya dimanapun berada.
Dari
pengalaman Saya sendiri, Saya memiliki seorang teman yang memiliki sikap
seperti ini. Suatu hari, saat masih menginjak bangku SMK, Saya dan teman saya
tersebut hendak ke kantin untuk membeli makanan. Akan tetapi, di tengah
perjalanan, ada adik kelas yang sedang buru-buru hendak ke kelas. Dan tanpa
sengaja, adik kelas tersebut menabrak Kami yang berjalan sambil mengobrol.
Tanpa pikir panjang, teman Saya tersebut langsung marah-marah tanpa memberi
waktu kepada adik kelas tersebut untuk meminta maaf. “Eh, kalau jalan itu
lihat-lihatlah. Asal nabrak aja.” Begitu kata teman Saya tersebut.
Kalau
sekarang udah jadi mahasiswa, jangan gitu lagi yaa?? Kita kan udah gede. Udah
bisa nyelesain masalah sepele seperti itu tanpa harus marah-marah. Kita kan
bisa berbicara baik-baik dengan orang yang membuat masalah dengan kita. Seorang
mahasiswa harus berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu. Terlebih lagi jika
Kita sudah memasuki dunia kerja. Semua yang Kita lakukan akan memiliki dampak
untuk karir Kita. Salah dalam bertindak akan mengancam karir yang sedang Kita
jalani.
2.
Merujuk Pada Tujuan Akhir
Nah,
Kita sebagai mahasiswa pasti memiliki tujuan mengapa kita memilih untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi? Iya bukan? Termasuk juga untuk kehidupan kita
kedepannya. Kita harus memiliki tujuan akhir dari hidup kita. Sebagai seseorang
yang sudah dewasa, kita harus mampu mengendalikan masalah kita sendiri. Di
dalam buku 7 Habbits dikatakan: “kendalikanlah takdirmu sendiri, kalau tidak
mau dikendalikan orang lain”. Merujuk pada tujuan akhir atau mengingat-ingat
tujuan akhir berarti mengembangkan gambaran yang jelas, kita mau ke mana dalam
hidup. Artinya memutuskan apa nilai-nilai Kita dan menetapkan sasaran-sasaran
kita.
Untuk
merujuk pada tujuan akhir, kita perlu membuat pernyataan misi. Saya sendiri
misalnya. Tujuan akhir Saya ingin menjadi seorang wirausahawan dalam bidang
kuliner. Saya membayangkan bahwa usaha Saya dapat membuka cabang di beberapa
daerah.
Steven
Strong menyampaikan pernyataan misi seperti ini:
Ø Religion
( agama )
Ø Education
( pendidikan )
Ø Suceeding
( meraih sukses )
Ø Productif
( produktif )
Ø Exercise
( olahraga )
Ø Caring
( mempedulikan orang lain )
Ø Truthful
( jujur )
Suatu bagian penting dalam mengembangkan pernyataan misi adalah menemukan apa bakat kita. Yang pasti, setiap orang memiliki talenta, sesuatu yang terampil mereka lakukan. Tetapi mungkin ada talenta lain yang mungkin tidak menarik banyak perhatian. Kebenaran yang lainnya adalah kita berkembang dalam waktu yang berbeda-beda. Jadi kalau kita lambat berkembang, jangan khawatir. Rileks aja gitu. Karena butuh waktu untuk menemukan talenta-talenta yang terpendam. Di dalam dunia kerja, Kita juga harus memiliki tujuan. Mengapa Kita memilih pekerjaan tersebut? Apa yang akan Kita lakukan untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain.
3.
Dahulukan Yang Utama
Nah,
dahulukan yang utama ini maksudnya kita harus mampu memilah - milah mana yang
paling penting untuk kita kerjakan. Sebagai mahasiswa, pasti banyak sekali
tugas yang diberikan oleh dosen. Apa lagi kalau waktu untuk ujian sudah dekat.
Pasti menumpuk tugas yang diberikan. Di sinilah kita harus bisa menjadi orang
yang mendahulukan hal-hal yang paling utama.
Seseorang
bisa di kategorikan ke dalam salah satu dari 4 prioritas, yaitu:
v K1
- Orang yang suka menunda-nunda ( penting dan mendesak )
Orang
seperti ini kecanduan kemendesakkan dalam melakukan apapun. Ia suka
menunda-nunda, hingga menjadi krisis. Orang seperti ini suka mengerjakan apapun
dimenit-menit terakhir. Contohnya saja, beberapa waktu lalu, Saya dan
teman-teman sekelas diberi tugas untuk meringkas beberapa buku. Akan tetapi,
banyak teman-teman yang santai-santai ketika tugas tersebut diberikan. Ketika
tiba waktunya tugas itu dikumpul, pada banyak yang sibuk dan buru-buru
menyelesaikan tugas tersebut.
v K2
- Orang yang suka menentukan prioritas ( penting dan tidak mendesak )
Orang
seperti ini punya kebiasaan yang sederhana tetapi ampuh untuk merencanakan
dulu, biasanya ia mampu mengendalikan segalanya. Orang seperti ini tidak suka
menunda-nunda pekerjaan. Misalnya saja, saat ini untuk tugas ujian tengah
semester Saya dan teman-teman di tugaskan untuk membuat paper. Nah, jauh-jauh
hari sebelum tugas tersebut dikumpul, Saya dan teman-teman sudah mulai untuk
mengangsur tugas tersebut.
v K3
– Orang Yang Yes-man ( mendesak tetapi tidak penting )
Orang
seperti ini dicirikan oleh berusaha menyenangkan semua orang dan menanggapi
semua keinginan mereka. Orang seperti ini menipu, karena hal-hal mendesak
tampaknya penting. Sebenarnya, sering kali tidak. Sebagai contoh, Saya memiliki
teman yang kesehariannya tidak bisa lepas dari gadget. Dia lebih mengutamakan
gadget dari pada mengerjakan tugas yang menumpuk. Tiba saatnya untuk mengumpul
tugas, baru dia akan kebingungan.
v K4
– Pemalas ( tidak mendesak dan tidak penting )
K4
adalah kategori kesia-siaan. Orang seperti ini suka dengan hal-hal yang
berlebihan. Dia memang pemalas yang profesional. Saya memiliki seorang teman
seperti ini. Dia suka tidur berlebihan. Apa lagi kalau hari libur ngampus.
Hmm.. ampun deh, padahal banyak kerjaan yang bisa dikerjakan dari pada molor
mulu.
Jadi,
kita sebagai mahasiswa harus bisa memprioritaskan yang utama. Mana yang lebih
penting untuk dikerjakan. Sebenarnya, menjadi mahasiswa itu tidak sulit. Akan
tetapi, karena kita sendiri yang mempersulit pekerjaan kita. Oleh sebab itu,
makanya kita selalu merasa kesulitan.
Apalagi
jika di dunia kerja. Harus bisa lebih disiplin waktu. Karena akan berdampak
tidak baik terhadap perusahaan dimana Kita bekerja. Misalnya saja, jika ada
laporan yang di suruh manajer dibuat lalu dikumpul 2 hari kemudian, segeralah
kerjakan sebelum deadline laporan tersebut. kita harus menjadi pekerja yang
ligat. Jika pekerjaan Kita selesai dengan cepat, maka tidak akan terburu – buru
untuk mengerjakannya jika waktunya sudah mendesak.
Menurut
Buku yang berjudul “Softskills” yang ditulis oleh Peggy Klaus, softskills
adalah keterampilan hidup untuk menjadi pribadi yang hangat dan lembut.
Keterampilan merupakan bagian dari keseimbangan kerja.
Softskills
mencakup spektrum kemampuan dan sifat-sifat
manusia yang luas, seperti: kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati
nurani, mampu beradaptasi, berpikir kritis, bersikap, berinisiatif, berempati,
percaya diri, berintegritas, penguasaan diri, kesadaran berorganisadi,
bersahabat, berpenaruh, berani mengambil resiko, bisa menyelesaikan masalah, unya jiwa
pemimpim, memiliki manajemen waktu dan beberapa yang lain.
1.
Kendalikan Diri Anda
Dalam
buku berjudul “Softskills” yang ditulis oleh Peggy Klaus, setiap orang harus
mengenali dirinya terlebih dahulu sebelum mengenali orang lain. Yang paling
utama adalah periksa diri Anda dengan jujur dan cermat. Kadang-kadang, kita
memperoleh pelajaran berharga dari memperhatikan kelemahan kita sendiri.
- Mengenali diri dan piawai dalam bekerja, sama pentingnya
Yang
paling utama adalah periksa diri Anda dengan jujur dan cermat. Ada yang
mengatakan, mengetahui apa yang paling cocok untuk dilakukan hanya membuat
rumit. Awalnya memang selalu tidak jelas di mana letak kekuatan Anda, sihingga
diperlukan waktu dan pengalaman untuk mencari tahu. Sebagai mahasiswa, pasti
Kita sudah mempunyai gambaran bagaimana kedepannya karir Kita. Bidang pekerjaan
apa yang akan kita masuki setelah Kita menyelesaikan pendidikan di bangku
perkuliahan. Orang yang tidak bisa mengendalikan diri, tidak akan mudah
berhasil dalam meniti karirnya. Dalam awal meniti karir, pasti Kita akan sering
berganti-ganti pekerjaan. Karena, terkadang Kita merasa tidak cocok dengan
bidang pekerjaan yang Kita dalami. Pekerjaan yang Kita pilih tidak sesuai
dengan jurusan yang pernah Kita tempuh di dunia pendidikan.
- · Tidak Ada Keberhasilan Tanpa Resiko
Untuk
mendapatkan apa yang diinginkan pasti banyak tantangan dan resiko yang akan
diperoleh seseorang. Berbicara tentang bagaimana perubahan tidak hanya
diinginkan tetapi tak terelakkan, entah diterima atau ditolak. Bahkan jika Anda bersenandung gembira dalam
dunia kecil milik Anda sendiri, Anda masih terpenjara. Orang yang suka menolak
resiko lebih menyukai keamanan dan kenyamanan dalam melakukan hal yang
berulang-ulang. Berikut kisah yang Saya kutip dari buku Softskills :
Seseorang bernaman Charlie yang memegang jabatan sebagai pendiri dan direktur dari sebuah organisasi nirlaba besar, untuk beberapa waktu lamanya ia tergoda oleh pekerjaan yang menguntungkan dari suatu organisasi konsultan baru. Setelah bertahun-tahun bertarung habis-habisan dengan para birokrat negara untuk memperoleh dana, pada saat puncak booming bisnis dot-com, Charlie melompat mengambil kesempatan untuk kembali ke dunia usaha dan menjadi konsultan dengan bayaran tinggi. Ia begitu gembira sehingga ia mengambil cuti tiga bulan tanpa izin dan menyewa kantor dekat rumahnya, dangan pertimbangan bahwa ia dapat dengan mudah pindah ke posisi baru dan mulai konsultasi dengan klien sambil mencari pengganti tetapnya di organisasi nirlaba. Sepuluh minggu persiapan dilakukan, Charlie baru menyadari bahwa ia telah malakukan kesalahan besar. Ia benci tidak menjalankan peranannya sendiri dan tidak senang bekerja sendirian. Selanjutnya, ia melakukan pekerjaan yang jauh dari keluarga dan rumahnya, ia merasa tertekan. Tiba-tiba organisasi nirlaba tampak lebih jauh baik dari pada beberapa bulan yang lalu ketika ia melompat ke posisi baru.
Di dalam buku “Softskills”, cara melakukan penilaian resiko diantaranya adalah dengan:
§ Menilai
secara umum tingkat kenyamanan Anda ketika menghadapi resiko.
§ Mengidentifikasi
pro dan kontra dari resiko tersebut.
§ Mempertimbangkan
apa yang dikatakan perasaan Anda dan menentukan apakah itu sesuatu yang pantas
untuk dikhawatirkan sehingga perlu diteliti lebih lanjut.
§ Jika
Anda memutuskan untuk mengambil resiko, kembangkan strategi agar Anda dapat
bertahan selama masa transisi. Memiliki strategi membantu jenis orang
“penghindar-resiko” merasa kurang cemas dan mendorong jenis orang ramah-resiko
lebih metodis tentang keputusan mereka agar menghindari perilaku impulsif.
§ Sekali
Anda membuat keputusan untuk mengambil resiko, siapkan orang-orang dan sumber
daya yang Anda butuhkan untuk menjadi sukses.
§ Siapkan
beberapa alternatif “bagaimana jika”, apabila rencana Anda tidak berhasil.
§ Sebagai
orang yang sudah hampir dewasa, seorang mahasiswa harus mampu mengendalikan
satu hal. Jangankan seorang mahasiswa, seseorang yang sudah sukses saja tidak
bisa mengendalikan banyak hal. Tetapi hanya ada satu hal yang bisa kita
kendalikan. Yaitu, bagaimana reaksi kita terhadap apa yang terjadi pada kita.
Itulah sebabnya kita perlu berhenti mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa
kita kendalikan, dan mulai berusaha mengendalikan hal-hal yang mungkin untuk
kita kendalikan.
Dari pengalaman Saya, Saya memiliki teman yang banyak keinginan. Merasa tidak puas dengan apa yang sudah dia miliki. Sebagi contoh, Dia memiliki rambut yang ikal. Padahal rambutnya tersebut menurut teman-teman yang lain sudah bagus. Akan tetapi, dia tidak suka. Malah dia pergi ke salon untuk meluruskan rambutnya. Alhasil, dengan rambut yang lurus seprti itu, malah tidak sesuai dengan bentuk wajahnya.
2. Menangani Para Pengkritik
Kadang-kadang
dikatakan, Anda dapat menghindari kritik dengan cara tidak melakukan apa-apa,
tidak berkata apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa. Tentu saja, Anda juga akan
dikritik jika tidak melakukan apa-apa. Sebagai seorang mahasiswa, tidak mungkin
Kita hanya berdiam diri dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mungkin Kita tidak
melakukan sesuatu dalam hidup. Terlebih lagi, jika Kita memiliki masalah dengan
orang lain. Apa mungkin Kita hanya berdiam diri jika ada masalah? Sebagai orang
yang bisa dikatakan sudah dewasa, Kita harus mampu menyelesaikan masalah dengan
baik.
Disaat ada tugas, jika tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, pasti itu menjadi masalah untuk Kita. Nah, pasti jika tidak mengerti, Kita akan bertanya dengan orang yang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Jika Kita tidak mampu menyelesaikan tugas dengan baik, lalu orang lain mengkritik dengan kritikan yang tidak enak, Kita harus bisa menghadapi kritikan yang dilontarkan kepada Kita.
Di dalam dunia kerja, Kita tidak dapat terhindar dari yang namanya persaingan. Jika pekerjaan yang Kita lakukan salah, maka bersiap-siaplah mendapat kritikan dari atasan Kita. Kritikan yang Kita peroleh bisa saja kritikan yang baik, namun bisa saja sebaliknya. Sebagai bawahan, Kita dengan lapang dada harus mampu menerima krtitikan yang diberikan kepada Kita.
o
Buku tidak dinilai dari sampulnya,
begitu juga dengan Anda
Disaat
pertama kali Kita bertemu dengan orang yang belum pernah Kita kenal, Kita
langsung bisa menilai bagaimana orang tersebut. Begitu juga dengan orang
tersebut, Dia akan langsung menilai diri Kita. Terkadang Kita memperoleh kesan
baik ataupun kesan buruk, tetapi jarang netral.
Misalnya saja, Sewaktu pertama kali Saya masuk ke SMK. Di saat memasuki ruangan kelas yang menjadi kelas Saya, disitulah perama kali Saya berkenalan dengan sahabat Saya. Awalnya, disaat belum berkenalannya, Saya menilai kalau dia orangnya sombong, jutek, dan gak menyenangkan. Akan tetapi, setelah Saya kenalan dengannya saya merasa nyaman berteman dengannya. Dia tidak seperti yang Saya nilai sewaktu pertama kali berkenalan.
Sebagai mahasiswa, kita jangan langsung menilai orang dari luarnya saja. Sebelum Kita benar-benar tau bagaimana orang yang Kita kenal tersebut. Karena bagaimana penilaian Kita terhadap orang tersebut belum tentu benar, belum tentu sama dengan bagaimana orang tersebut. Orang yang Kita anggap buruk, pada kenyataannya Dialah yang lebih baik dari diri Kita. Begitu juga sebaliknya, orang yang Kita anggap baik, malah lebih buruk dari apa yang Kita pikirkan. Tidak selamanya orang yang berwajah cantik dan tampan, memiliki kepribadian yang baik. Akan tetapi, tidak semuanya orang yang Kita anggap tidak menarik lebih buruk dari apa yang Kita pikirkan.
Begitu juga di dalam dunia kerja. Terkadang rekan kerja Kita bisa saja bersikap manis terhadap Kita. Padahal dia tidak menyenangi keberadaan Kita di lingkungan kerja tersebut. Dia yang Kita anggap baik bisa saja ternyata tidak sebaik yang Kita anggap. Maka jangan dengan mudah untuk percaya dengan orang lain.
o
Tidak Perlu Jadi Teman Baik Semua Orang
Menjadi
terlalu baik akan menumbuhkan bibit ketidakpercayaan dengan orang lain dan
membuat Anda curiga. Hal ini juga dapat mengganggu efektifitas Anda dan Anda
akan kehilangan rasa hormat. Kebutuhan manusia untuk disukai bersifat
universal. Naun, pastikan untuk menyelaraskannya dengan fakta berikut: ingin
menjadi teman terbaik semua orang tidak selalu bisa menuntaskan pekerjaan.
Sebagai
mahasiswa, apalagi mahasiswa baru di sebuah perguruan tinggi, pasti Kita
membutuhkan teman. Terlebih lagi Kita tidak kuliah di daerah Kita.
Syukur-syukur jikalau Kita mendapatkan teman yang baik, jika tidak bagaimana?
Nah, jangan terlalu baik dengan teman Kita. Memang benar, Kita harus menjadi teman
yang baik. Akan tetapi, jangan terlalu baik dengan orang lain. Karena, bisa
saja orang tersebut hanya memanfaatkan Kita. Dan itulah yang menyebabkan Kita
terhalang untuk mengembangkan kemampuan Kita.
Di dunia kerja, persaingan sangat ketat sekali. Jika Kita tidak pandai memilah-milah dengan baik, maka teman dekat Kita sendirilah yang akan menghancurkan Kita. Nah, kalau jadi mahasiswa kita harus bisa melakukan hal-hal yang memang memungkinkan untuk dilakukan. Jika kita merasa tidak terlalu pandai, jangan merasa minder dengan teman-teman yang kita anggap lebih pandai dari kita. Seharusnya, jika kita merasa seperti itu, hal itulah yang kita jadikan motivasi untuk terus dan terus belajar. Belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Tidak ada hal yang mustahil jika kita memiliki keinginan untuk berubah. Malah mungkin, kita bisa lebih pandai dari dia. tetapi semua itu diiringi oleh niat, usaha, dan doa. Memang kebenaran yang ada, bahwa tingkat kecerdasan setiap orang berbeda-beda.
Sebelum semua kesuksesan tercapai, semua itu berawal dari bagaimana Kita belajar sewaktu di dunia pendidikan. Bagaimana cara Kita berusaha untuk memahami pelajaran yang disuguhkan kepada Kita.
Dari
buku yang berjudul “Quantum Learning” yang ditulis oleh Bobby DePorter, kita
juga harus menyesuaikan cara belajar kita. Untuk menjadi mahasiswa yang
berhasil, tidak bisa sembarang cara untuk belajar dilakukan. Kita harus tau
dulu, Kita cocoknya di gaya belajar yang seperti apa sih? Kita sukanya kalau
belajar itu dibarengi dengan apa sih? Nah, harus kita sesuaikan semuanya. Kita
harus mampu berpikir logis dan kreatif untuk kemajuan di masa sekarang dan masa
depan.
Saya sendiri, seorang yang memiliki gaya belajar visual, yakni dengan cara melihat. Saya akan mudah lupa dengan instruksi yang diberikan jika tidak ditulis. Nah, saat prakteklah Saya sering lupa. Nah, Anda sendiri harus tau gaya belajar Anda terletak di tipe gaya belajar yang mana. Apakah visual, auditorial, atau kinestetik...???
1.
Kekuatan Apa Manfaatnya Bagiku
Sebagai
Mahasiswa, sebelum melakukan sesuatu, kita harus tau apa manfaat dari hal yang
akan kita lakukan. Apa manfaatnya bagiku adalah motivasi yang didapat dari
pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat – akibat suatu keputusan. Termasuk
dengan belajar. Kita harus mampu menimbang apa manfaat dari hal yang kita
pelajari. Belajar bagaimana membuat diri Anda termotivasi untuk mencapai
tujuan. Anda mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk menumbuhkan
minat dalam segala hal. Untuk melakukan sesuatu, diperlukan trik-trik tertentu.
Ia gak?? Pastinya ia donk... heheehe.. Seperti pemain sepak bola aja deh
contohnya, kalau mereka tidak memiliki trik tertentu, pastinya mereka tidak
akan bisa berhasil meraih kemenangan.
Anda harus tau seluk beluk dari belajar aktif. Anda mendengarkan dosen menjelaskan mata kuliah di depan, tetapi tidak hanya mendengarkan yang diperlukan. Anda harus mampu menyimak apa yang disampaikan oleh dosen. Anda harus mampu berperan aktif saat proses belajar mengajar berlangsung. Anda harus bisa melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Anda aktif mengikuti pelajaran.
“Segala
sesuatu yang Kita lakukan harus menjanjikan manfaat bagi Kita atau Kita tidak
akan termotivasi untuk melakukannya.” Contohnya
saja, disaat Kita sedang belajar, tiba – tiba teman Kita datang ke rumah Kita
mengajak pergi nongkrong. Sebelum Kita menerima tawaran dari teman Kita
tersebut, Kita pikirkan terlebih dahulu apa sih manfaat yang bakalan Kita
peroleh kalau Kita menerima tawarannya. Lebih baik Kita belajar dari pada ikut pergi
nongkrong.
2.
Memupuk Sikap Juara
Seperti
yang dijelaskan di dalam buku “Quantum Learning”, berpikir seperti seorang
juara membuat Anda menjadi juara. Itulah pentingnya mengetahui bagaimana
memupuk sikap juara. Bagaimana mengubah negatif menjadi positif, bagaimana
keterbatasan menjadi peluang. Aset yang paling
berharga adalah sikap positif. Jika memiliki harapan yang tinggi
terhadap diri sendiri, hargaa diri yang tinggi, dan keyakinan bahwa Anda akan
berhasil, Anda akan memperoleh nilai tinggi.
Kegagalan
adalah Umpan Balik
Seperti
pemaparan dalam buku “Quantum Learning”, dapat Kita ambil kesimpulan jika Kita
mengalami kegagalan, maka jadikan kegagalan itu sesuatu yang memotivasi Kita
untuk menjadi lebih baik lagi. Yang terpenting dari pengalaman belajar adalah
cara Anda memandang kegagalan. Ketika Anda terjatuh, Anda tidak berpikir, “Ah,
betapa malunya aku, semoga ibu tak melihatku!” Tetapi sebenarnya, setiap
kegagalan kecil merupakan potongan informasi lain yang membawa Anda pada
kebrhasilan. Adalah umpan balik yang dibutuhkan untuk melakukan beberapa
perubahan penting dalalm teknik Anda. Setelah belajar dari segala sesuatu yang
Anda dapat dari setiap kegagalan, Anda dapat memperbaiki kesalahan Anda dan
mencapai keberhasilan puncak Anda.
Contohnya, yang terjadi pada Saya sewaktu duduk di bangku kelas 2 SMP. Pada saat semester 1, Saya memperoleh peringkat ke-4 di dalam kelas. Sewaktu memasuki semester 2, di saat dekat dengan pelaksanaan waktu ujian semester 2, Saya terpilih untuk mewakili kecamatan di tingkat kabupaten se-Kabupaten Siak untuk mengikuti Pekan Olahraga Daerah dalam bidang jasmani, yaitu senam. Dua hari setelah pulang dari POPDA, Kami pun ujian semerter. Setelah pembagian hasil belajar, Saya ternyata memperoleh peringkat ke-13 di kelas. Saya merasa kecewa atas nilai yang Saya peroleh. Tetapi, itu adalah awal bagaimana Saya termotivasi untuk lebih baik lagi di semester berikutnya. Setelah kejadian itu, Saya menjadi lebih giat lagi dalam belajar. Alhasil, pada semester 1 di bangku kelas 3, Saya bisa meraih peringkat ke-6. Lumayan bukan?
3.
Berpikir Logis, Berpikir Kreatif
Berpikir
kreatif yaitu berpkir berbeda dari biasanya. Sedangkan berpikir logis adalah
berpikir sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya dan sesuai dengan akal sehat.
Orang yang kreatif selalu memiliki rasa ingin tahu, ingin mencoba-coba,
bertualang, suka bermain-main, sera intuitif – dan Kita berpotensi menjadi
orang yang kreatif. Yang diperlukan adalah pikiran yang penuh rasa ingin tahu,
kesanggupan untuk mengambil resiko dan dorongan untuk membuat segalanya
berhasil – tiga kualitas yang ada pada semua orang.
Menjadi mahasiswa, harus mampu lebih kreatif. Karena nantinya, di dunia kerja juga dibutuhkan orang yang kreatif dalam bekerja. Mahasiswa yang kreatif akan lebih mempunyai potensi. Dalam menghadapi permasalahan, dibutuhkan pemikiran yang kreatif. Jika seseorang menjadi entrepreneurship, dia menciptakan produk yang lain dari yang lain. Contohnya saja, sewaktu di SMK, sekolah Kami membuat keripik yang terbuat dari kulit ubi dan pisang. Lalu, mengubah sampah – sampah bekas minuman yang berplastik menjadi bahan bakar.
Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan yang Kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan mereka memandang sesuatu dengan cara – cara baru. Cara seseorang memecahkan masalah adalah kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif.
Proses
kreatif mengalir melalui lima tahap, yaitu:
§ Persiapan
( mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan ).
§ Inkubasi
( mencerna fakta – fakta dan mengolahnya dalam pikiran ).
§ Iluminasi
( mendesak ke permukaan, gagasan – gagasan bermunculan ).
§ Verifikasi
( memastikan apakah solusi itu benar–benar memecahkan masalah ).
§ Aplikasi
( mengambil langkah–langkah untuk menindaklanjuti solusi ).
Orang yang kreatif akan lebih bisa diandalkan di dunia kerja atau dimanapun Ia berada. Ia mampu menciptakan ide – ide yang cemerlang. Ia tidak akan bosan mencari alternatif lain dari apa yang Ia kerjakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar