Jumat, 01 Mei 2015

Hadapi Permasalahan

Tidak ada satupun orang yang tidak memiliki permasalahan hidup. Semua memiliki berbagai masalah. Dari anak kecil hingga dewasa. Tetapi untung saja anak kecil tidak mengerti mengenai apa itu masalah. Setelah kita beranjak remaja, disitulah banyaknya masalah yang muncul. 

Apa lagi, remaja yang baru memasuki masa puber. Hmmm.. ada aja masalah yang muncul. Tetapi jangan takut menghadapi masalah. Malah seharusnya masalah itu Kita hadapi, bukan dihindari. Menjadi orang yang sabar dalam menghadapi masalah memang sulit. Tetapi pada kenyataannya, sabar itu dapat dilatih. Jika kita selalu berusaha untuk sabar, maka jika ada masalah yang muncul kembali, Kita akan mencoba untuk bersabar kembali.

Setiap permasalahan yang muncul memiliki jalan keluar. Nah, sekarang tergantung kepada Kita. Apakah permasalahan itu akan kita hadapi atau kita biarkan saja masalah yang menjadi semakin besar. 

Pertama, untuk bisa menjadi orang yang sabar, Kita harus melatih kebiasaan yang pertama. Yaitu Proaktif. Sebagaimana yang tercantum dalam buku yang berjudul " 7 Habbits ", yang ditulis oleh Sean Covey. 

Proaktif adalah sikap dimana mampu mengendalikan diri. Selalu berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Orang yang proaktif bertindak berdasarkan nilai - nilai. Mereka bisa mengendalikan reaksi mereka. Orang yang reaktif tetap terkendali, tenang, dan dingin. 

Lawan dari proaktif adalah reaktif. Orang yang reaktif bertindak menurut dorongan hati.  Mereka seperti sekaleng soda, jika kehidupan mengguncangnya, maka tekanan mereka akan menumpuk dan tiba - tiba meledak. 

Contoh:

Kamu mendengar sahabat baikmu menjelek - jelekkan kamu di depan suatu kelompok. Ia tidak tahu kalau kamu mendengar percakapannya. Baru lima menit sebelumnya, ia bicara manis di depan kamu. Kamu merasa tersinggung dan dikhianati. 

Pilihan Reaktif:
1. Labrak dia. Lalu pukul dia.
2. Depresi berat.
3. Anggap dia pembohong bermuka duadan jangan mau ajak omonh lagi selama dua bulan. 
4. Bals jelek - jelekkan dia. 

Pilihan Proaktif:
1. Maafkan dia.
2. Ajak bicara baik - baik.
3. Jangan gubris dan beri dia kesempatan. Sadarlah bahwa dia punya kelemahan seperti kamu dan bahwa sesekali kamu pun ngomongin dia tanpa bermaksud buruk. 

Kedua, Kita harus memiliki softskills. Menurut buku yang berjudul " Soft Skills" yang ditulis oleh Peggy Klaus, soft skills adalah karakter dan perilaku non - teknis yang diperlukan untuk menuju karir yang sukses. Soft skills menyangkut banyak aspek dalam kepribadian, yang meliputi atribut positif serta kompetensi dalam meningkatkan harmonisasi relasi, prestasi kinerja, dan nilai pasar. Ini mencakup kemampuan untuk mendengarkan dengan baik, berkomunikasi secara efektif, menjadi menyenangkan dan positif, menerima tanggung jawab, menangani konflik, menerima kritik, menunjukkan rasa hormat, membangun kepercayaan, mengelola waktu secara efektif, bekerja di bawah tekanan, serta menunjukkan perilaku yang baik. 

Jika ada masalah yang datang, hadapi dengan tenang. Ambil sisi positif dari masalah tersebut. Dibalik setiap masalah, ada hikmah yang tersembunyi. 

Contoh:

Sebagai remaja, tidak luput dari masalah yang namanya cinta. Emang sih banyak yang bilang cinta monyet gitu. Tapi, setiap remaja tidak luput dari masalah itu. Dulu, sewaktu SMA, saya punya teman yang sudah 5 bulan pacaran. Tetapi, belakangan mereka sering berantem. Terkadang hal sepele pun menjadi masalah yang besar buat mereka. Tapi akhirnya mereka putus. Dan 2 minggu belakangan setelah putus, barulah teman perempuan saya tersebut tahu. Bahwa mereka sering bertengkar karena ada perempuan lain yang sudah diincar ama si cowok tersebut. Dan teman saya tersebut sadar. Cowok itu bukanlah lelaki yang baik. Untung aja mereka cepat putus. Kalau tidak, hmm.. kasihan tuh teman saya.

Dalam buku yang berjudul "Quantum Lerning" yang ditulis oleh Bobby Deporter, dijelaskan bahwa Kita harus memupuk sikap juara. Yang salah satunya kita harus menganggap kegagalan sebagai umpan balik. Setiap kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Namun, jadikan kegagalan sebagai sesuatu yang memotivasi kita untuk terus bangkit dari permasalahan yang muncul. Yang terpenting dari pengalaman belajar itu adalah cara Kita memandang kegagalan. Jangan anggap kegagalan sebagai penghambat Kita untuk terus berkarya. Untuk menjadi orang yang berhasil, pasti selalu mengalami jatuh dan bangun. Hanya ketika Anda telah belajar segala sesuatu dari setiap kegagalan, kita dapat menuju keberhasilan puncak.

Contoh:

Di semester satu ketika ujian, ada satu mata pelajaran yang mendapat nilai di bawah standar. Padahal, Kita sudah berusaha semampu Kita untuk memperoleh nilai yang terbaik. Namun, hasil yang diperoleh tidak seperti apa yang kita inginkan. Jangan putus asa dengan nilai jelek yang didapat. Seharusnya, kita jadikan itu sebagai motivasi agar di semester depan pada pelajaran itu mendapat nilai yang terbaik, tidak hanya dipelajaran itu saja, kalau bisa di setiap mata pelajaran. 

Jadi, jangan menjadi orang yang rapuh dalam mengahadapi masalah ya guys.. !! Ingat, Allah memberi Kita sebuah cobaan dan ujian karena Kita adalah orang yang mampu menghadapi masalah yang Dia berikan kepada kita. Tetap sabar, berusaha, dan jangan berdoa untuk keberhasilan kita semua.



1 komentar:

  1. saya suka saya suka,,,
    tapi menghadapi permasalahan itu butuh waktu ketegaran yang kuat kan,,

    BalasHapus